Sabda Nabi pada hadis yang lain: “Jauhilah kemarahan, kerana ia adalah bara api yang bernyala-nyala dalam hati anak Adam”. Cuba kita lihat bagaimana jika seseorang dalam keadaan marah. Kedua-dua matanya merah dan urat lehernya akan kelihatan timbul. Rasulullah pernah menerangkan: “Bahawa kemarahan itu dari syaitan. Dan sesungguhnya syaitan itu dijadikan dari api. Api hanya dapat dipadam dengan air. Apabila marah oleh seseorang kamu maka hendaklah ia berwudhuk”.
Abu Dzar al-Ghifari berkata: Rasulullah pernah berkata kepada kami: ”Apabila marah seorang kamu yang sedang berdiri maka hendaklah ia duduk supaya hilang kemarahannya. Kalau masih belum juga hilang maka hendaklah ia berbaring”.
Siapa yang menahan marah, padahal ia boleh melepaskan kemarahannya, maka kelak pada hari kiamat, Allah akan memanggilnya di depan sekalian makhluk. Kemudian, disuruhnya memilih bidadari sekehendaknya." (HR. Abu Dawud - At-Tirmidzi)
Rasulullah saw. bersabda, "Memaki-maki orang muslim adalah fasik (dosa),dan memeranginya adalah kufur (keluar dari Islam)." (HR.Bukhari)
Sabdanya pula, "Bukanlah seorang mukmin yang suka mencela, pengutuk, kata-katanya keji dan kotor." (HR. Turmudzi)
Dari Abdullah bin Shamit, Rasulullah saw. bersabda, "Apakah tiada lebih baik saya memberitahu tentang sesuatu yang dengannya Allah meninggikan gedung-gedung dan mengangkat derajat seseorang?" Para sahabat menjawab, "Baik, ya Rasulullah.
Rasulullah saw bersabda, "Berlapang dadalah kamu terhadap orang yang membodohi kamu. Engkau suka memberi maaf kepada orang yang telah menganiaya kamu. Engkau suka memberi kepada orang yang tidak pernah memberikan sesuatu kepadamu. Dan, engkau mau bersilaturahim kepada orang yang telah memutuskan hubungan dengan engkau." (HR. Thabrani)
Sabdanya juga, "Bahwasanya seorang hamba apabila mengutuk kepada sesuatu, naiklah kutukan itu ke langit. Lalu, dikunci pintu langit-langit itu buatnya. Kemudian, turunlah kutukan itu ke bumi, lalu dikunci pula pintu-pintu bumi itu baginya.
Kemudian, berkeliaranlah ia kekanan dan kekiri. Maka, apabila tidak mendapat tempat baru, ia pergi kepada yang dilaknat. Bila layak dilaknat (artinya kalau benar ia berhak mendapat laknat), tetapi apabila tidak layak, maka kembali kepada orang yang mengutuk (kembali ke alamat si pengutuk)." (HR. Abu Dawud)
- p/s: jangan marah sesuka hati..kerana diri sendiri yg tak akan tenang nanti...buat kalo x percaya gak....